NONTON TV DULU

SABAR SEKEDAP NGGEH.

Kamis, 30 Juni 2011

CARA BUAT VIRUS PALSU DI KOMPUTER

Bikin virus palsu ternyata gampang lho, kamu bisa pake trik ini buat ngerjain teman kamu yang lagi seneng-senengnya belajar komputer. Ingat ya, virus ini palsu alias bohongan jadi gak berbahaya buat komputer kamu, nah ikuti caranya:

Buka notepad terus copy-paste code berikut:

lol=msgbox (“Komputer Anda Terkena Virus Mematikan. Pilih YES untuk Merestart Komputer Anda, atau NO untuk Mengaktifkan Virus Ini”,20,”Warning”)

Setelah itu simpanlah dengan nama no-threats.vbs lalu tempatkan filenya di folder startmenu\programs\startup
Jadi setiap kali komputer dihidupkan, warning dari virus palsu ini akan otomatis muncul saat windows terbuka. Untuk menghapusnya tinggal di delete saja filenya OK!.

Selamat mencoba!.

Rabu, 29 Juni 2011

CARA MEMBUAT KOMPUTER BISA BERBICARA SENDIRI

Komputer ngomong sendiri? jangan heran dulu, kita bisa membuat pc berbicara sendiri sesuai dengan apa yang kita inginkan dengan hanya sedikit trik yang sangat mudah melalui notepad.
Ok langsung saja yachh, copy script dibawah ini dalam notepad:

Dim msg, sapi
msg = InputBox ( "Anda ingin saya berkata apa ? Silahkan masukan kata-katanya !!!")
Set sapi = CreateObject ( "sapi.spvoice")
sapi.Speak msg

Setelah itu save dengan nama voicecom.vbs dan save as type "all files".
Sekarang buka file yang baru anda simpan tadi (double klik filenya). Akan muncul kotak dialog, masukan kata-kata yang ingin komputer katakan misal i love you so much atau aku sayang kamu terus klik ok akan terdengar suaranya. tapi ogah dech kalau harus terima cintanya nih pc karena suara yang keluar itu suara cowok bule hahaha!!.

Anda bisa membuat pc berbicara sendiri secara langsung tanpa perlu memasukkan kata terlebih dahulu pada kotak dialog caranya kita buat lagi filenya silahkan copy script berikut kedalam notepad.

Dim msg, sapi
msg = "masukan kata-kata anda disini"
Set sapi = CreateObject ( "sapi.spvoice")
sapi.Speak msg

Ganti kata-kata yang bercetak tebal diatas dengan kata-kata yang anda inginkan. Simpan lagi dengan nama file seperti yang diatas.
Coba double klik filenya, akan langsung keluar suaranya. trik ini pada windows xp saya 100% bekerja.

Selasa, 28 Juni 2011

APDATE FACEBOOK DARI WC UMUM

buat rekan2 yang pengen mengapdet status facebook lewat wc umum silahkan klik dibawah ini

Rabu, 22 Juni 2011

Kusetubuhi Dua Gadis Belia Di Warnet

Sebelumnya saya akan memberitahu bahwa cerita panas ini terjadi sebelum saya mengenal lebih dalam soal internet. Ketika saya baru saja masuk kulian, saat itu saya masih belum begitu kenal dengan internet, dan saya masih dalam taraf pemula dan baru sampai dalam soal hardware. Cerita sex ini terjadi yang sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet. Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya berada di sana. Semakin lama saya suka sekali ber-chatting ria sampai suka lupa waktu dan pulang malam hari.
Sebelum memulai kisahku ini aku ingatkan agar selalu ingat dengan ceritaku. Karena hanya yang selalu memberikan cerita cerita terbaru. Langsung saja ku mulai cerita ku ini. Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Setelah selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek. Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu. Semakin lama saya lihat saya tidak bisa konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah.
Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras. Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang.
Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa. Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni (baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi.
Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami.
“Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya..” kata cewek yang punya nama Riyas ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.
“Saya bantu Mbak,” kataku.
“Oh, nggak usah repot-repot..” jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat.
“Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara.
“Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju..” kata Riyas.
Aku bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?”
“Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis, ya..” katanya.
Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas. Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.
Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan duniasex, aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri.
Tuti dan Erni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Erni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Erni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin.
Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga.
Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar. Sedangkan Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya. Erni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang itu.
“Ouhh.. mmhh.. yahh..” aku mulai menikmati jilatan Erni pada kepala penisku. Tuti pun jongkok di depanku dan menjilat telurku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Riyas keluar dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain. Riyas berlutut sambil membuka celana Tuti. Setelah celana Tuti lepas, dia mulai menghisap vagina Tuti. “Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Tuti mendesah. Tak lama kemudian Tuti membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Riyas dan Tuti menjadi “69″. Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Erni dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sedang merah itu. “Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Erni semakin membuatku bernafsu.
Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan mulai menusukkan secara perlahan. Erni merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Erni mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya, setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan. “Ahh.. ayo Sayang.. ohh.. cepat..” Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Tuti dan Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. “Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh..” desahan Erni berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.
Tak lama kemudian Erni mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Erni. “Gantian donk, aku juga pingin nih..” kata Tuti sambil menciumi bibir Erni. Aku pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Tuti setelah dia telentang. Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Riyas. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. “Aahh..” suara yang keluar dari mulutku dan Tuti. Akhirnya kami berempat tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Tuti dan Erni. Riyas sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi karena sudah ada sambungan internet di rumahku.

Selasa, 21 Juni 2011

MBAK ARI YANG CANTIK

sebenernya ini cerita nyataku, pingin share tp gk tau dimana, akhirnya aku share aja dimari…
sebelumnya mohon maap klo belepotan dan kurang berkenan.

ceritanya terjadi pas aku masih SMP, tepatnya SMP kelas 2 thn 1995-1996.
aku sekolah di kota (rumahku desa) jd jauh dari ortu, aku ikut nenek. rumah nenek bersebelahan sama rumah budhe, budheku punya 4 anak, 3 co 1 ce. yg cewek namanya mbak ari yg umurnya 7 thn lebih tua dari aku. orangnya sumpah cakep, agak tomboy dan semok abis. saat itu dia kuliah di ST*DN.

waktu itu dia libur semester, jd dia mudik ke kota asalnya. sudah kebiasaan dari dulu klo dirumah, dia sering tidur tempat nenek karena emang cm sebelahan. termasuk jg malem itu dia tidur tempat nenek. FYI bahwa rumah nenek ada 2 kamar, 1 kamar buat aku, 1 kamar buat nenek sendiri (kakek udah meninggal).

seperti biasa aku selalu tidur duluan, sebelum jam 9 aku udah masuk kamar. dan gk tau jam brapa biasa aku terbangun entah mau pipis apa haus, dan betapa kagetnya ternyata disebelahku ada mbak ari yg udah tidur pulas (FYI lg klo dulu waktu aku kecil sering dikelonin dia, secara kita kan keluarga). tp lain dulu lain skarang, aku udah SMP, aneh aja kenapa dia tidur seranjang ma aku. ah mungkin dia masih nganggep kaya dulu…pikirku.

tp otakku gk kayak dulu lg, aku udah abg udah sunat dan udah mulai beranjak remaja…masa puber kan lg ganas2nya. skip…..
entah kenapa otak kotorku tiba2 menggeliat, liat wajahnya yg cakep, bodynya yg oke dan malem itu dia pake kaos ketat ma celana kolor pendek abis. niat jahatku tau2 nongol aja. dengan dag dig dug aku coba raba dadanya yg toge…aku usap lembut dan hati2 takut ketauan. terasa keras, ternyata dia pake bra yg kainnya kaku. makin gemeter aja atiku, plus burungku udah mulai berontak. aku coba pegang bagian pahanya…alus…lembut…perl ahan mulai ketengah sampe ke pangkal paha, lagi2 cm kuusap lembut takut ketauan.

jd bingung mau gimana lg buat melampiaskan nafsuku, tp jgn sampe katauan, bisa berabe neh pikirku. mataku liat muka dia yg cantik lg tidur pulas, bibirnya…..pgn kucium. akhirnya kuberanikan diri buat nempelin bibirku ke bibirnya…dikit aja…..seeerrrrrrrr…..lembu t banget. ahhh….semakin horny aja, aku ulang sekali lg…seeeeerrrr….makin gk karuan rasanya. entah sampe ke brapa kali cuma aku tempelin lembut sampe akhirnya aku coba kulum bibir dia sambil kugigit…dan…….
heh……rendy!!!(namaku samaran tapi) nagapain kamu?? dia sedikit membentak. mati aku, dlm hatiku aku bingung, stres, takut, keringetan, sange, pokoknya campur aduk. akhirnya ku cm bisa jwb ‘sorry mbak, ampun, jgn marah ya mbak, jgn dubilangin budhe’ rengekku pelan. ‘trus kamu ngapain td?’ tanya dia sinis. ‘cuma cium dkt mbak’ mukaku pucat kayat mayat mungkin klo sempet ngaca. ‘kok brani kamu kayak gitu?sapa yg ngajarin?’ dia masih sinis. ‘gk ada mbak, td spontan aja’ melasku. ‘sama mbakmu sendiri kayak gitu, aneh2 aja kamu’ tetep melotot. ‘kamu tega sama mbakmu sendiri? kamu gk tahan liat ini?’ sambil pegang dadanya yg beuhhh. ‘iya mbak, abis mbak ari tidur disini trus itunya nempel2.’ tetep gemeter. ‘trus kamu pingin ngapain? pegang ini? kok cium2 bibir sgala?’ tanya dia dengan suara mulai pelan. ‘gk pingin ngapa2in mbak, cm td emang salahku, sorry mbak’ dengan tetep melas…..

‘bener gk pgn ngapa2in?’ tanya dia, klo gini…..
nah ini yg bikin jantungku mau copot, tau tau dia pegang kepalaku trus dia embat bibirku…diciumnya dengan sangat amat ganas, mungkin lebih cocok disebut cipokan apa ya…..
bener2 mau copot jantungku, antara msi shock, takut, bingung, sama horny. makin lama makin hot aja ciumannya, gila bener….gk nyangka bakal kayak gini…
buat aku yg masih sangat nubie dibidang ginian, permainan lidah dia terasa sangat luar biasa….dibuat basah semua mulutku sampe liur dia kemana2. mungkin karena udah agak rileks akhirnya aku mulai beranikan diri buat ngimbangin permainan dia, walopun emang gk sehandal dia tp aku tetep coba ngimbangin. begitu bibir kita saling adu aku beranikan diri buat ciumin leher dia sampe kuping (referensi video yg masih pake betamax hehehe…) kiri kanan…semua sampe basah. dan dia pun membalasnya dengan lebih ganas disertai desahan2 kecilnya yg makin buat birahiku gk karuan.

setelah sekian waktu berkutat seputar bibir dan leher, aku mulai beranikan diri megang dadanya….dia diem aja…yessss batinku loncat2. mulai aku usap lembut..lembut…dan mulai meremasnya dengan lembut…dia makin mendesah….gila aja….anjriiittt…..apa2an ini….
dengan optimisme tinggi aku masukkan tanganku ke dalam kaosnya yg ketat,sempit dan agak kurang nyaman, tp gpplah tetep aja tanganku bergerilya masuk dan akhirnya menemukan 2 buah gumapalan bulat besar nan empuk dibalik balutan bra warna itemnya….aku remas2 dengan penuh nafsu…..aku pilin2 kedua putingnya….sampe dia menjerit2 lirih entah sakit entah enak ah masa bodo….
akupun mulai gk tahan pgn liat isi kaosnya yg dari td msi sembunyi dibalik bra itu, sambari msi malu2 aku nanya sama dia ‘mbak tak buka boleh?’….
tanpa dijwb dia langsung buka tuh kaosnya sendiri skalian branya…buset…indah bener….. sepasang bongkahan besar daging kuning langsat dengan puting berwarna kecoklatan nan mungil dan mancung…dengan sigapnya langsung aku terkam…kujilati dan kukenyot2 bekali2 sampe dia mendesis lirih….dan menenggelamkan mukaku ke dalam dadanya yg sungguh menawan itu. makin kg karuan perasaanku, makin gk kuat burungku dibuat diem kayak gini. begitu mulutku msi asik kenyot2 tuh susu…tangan kananku megangin susu satunya dan tangan kiriku megangin burungku sendiri, tau2 dirampas tuh burung dari gengamanku…clanaku diplorotin begitu jg kancutnya….dan mulutnya pun menyambar burung kecilku yg udah keras berdiri dari tadi….dijilat2nya…diisep2. .dan dikocok2…dan inilah pertama kalinya burungku diisep2 cewek, dan dia adalah sepupuku sendiri….tp enak bener……
sambil terus mainin burungku dia sesekali melihat kearahku yg udah merem melek….kok ya masih sempet2nya senyum…..
dan aku masih inget banget pas disela2 dia bj burungku dia ngomong, gk ada ML lho ya, aku masih perawan, klo kamu mau orgasme biar tak keluarin aja disini….
aku cuma bisa ngangguk aja….
sampe dia lanjutin lg ngisep burungku kadang2 sampe ke telor2nya…
dan pada akhirnya aku ngerasa mau keluar (jd inget pas biasa coli)
aku bisikin lirih ‘mbak mau keluar’….
e…dia malah makin kenceng ngocoknya…dikenyot2 makin keras aja….dan crroottt..croott..crooottt…m baaaakkkk….
keluar deh…..gila aja….keluar dimulut dia…..aiiihhh…..
dia bingung mau ngeludah kemana, celingak celinguk nyari plastik mungkin..eh ya gk adalah….tau2 cleguk2…..ditelen tuh maniku….alamak….
hebat banget kau mbak….
salut bener sama kamu……
dan dia cuma senyum sambil ngomong ‘enak to….daripada kamu ngocok sendiri’. buset…aku cm bisa ngangguk lemes.
dan…skipp…..akhirnya kita tidur lg, dengan perasaan puas, bingung, kebayang2 trus td….sedikit ngerasa dosa sih, tp ya gpp lah..enak kok
kali ini kita tidur nya pelukan……manteb lho….

dan ini sebenarnya awal kegilaanku sama mbak ariku yg paling cakep
sekarang dia udah punya 2 anak, dia tgl di jawa barat dan aku disini….
dan surprisenya sampe skarang kita masih berhubungan trus, yah walopun blom tentu 2 bln skali tp kita dah lanjut jauh dari pada crita tadi….
masih banyak crita gilaku sama mbak ariku yg mantab2…

SEX DI TENGAH PESTA

Aku dan suamiku datang 30 menit lebih awal, soalnya ini pesta kawin perak boss dimana suamiku harus menunjukkan loyalitasnya. Bangunan pendopo di rumah boss telah berubah menjadi ball room yang hebat. Nampak meja-meja panjang yang telah ditata mewah lengkap dengan gelas-gelas kristal dan sendok garpu peraknya serta piring-piring porselin diatas taplak putih bersih yang menghampar menutup mejanya. Sementara para pelayan sibuk menyiapkan makanan dan perangkat penunjangnya yang juga memamerkan kemewahan pesta ala orang-orang Barat.

Diatas stage nampak duduk seorang pianis dengan tuxedo buntut-nya yang menyentuh lantai sementara tangannya menyentuh lembut tuts piano Vluegel yang terbuka sayapnya untuk memperdengarkan, entah benar entah tidak, sepotong karya Tchaikovsky. Dan di bawahnya terbentang lantai kayu mahoni yang sangat mengkilat yang nanti akan dipenuhi para pasangan anggun yang melintasinya dalam acara Polonaise yang elegant itu. Aku dan suamiku telah siap untuk ikut meramaikannya dan untuk itu kami telah berlatih Polonaise setiap hari di pusat latihan tari Nana Marina yang top itu.

Sementara itu cahaya ruangan yang datang dari lampu-lampu kristal buatan Rossental yang super mewah jatuh temaram telah menciptakan harmoni antara karpet yang merah darah, meja-meja putih dengan gelas-gelas kristalnya, para tuan dan nyonya yang berseliweran dalam busana resmi pesta berupa jas tuxedo lengkap dengan celananya yang ber-strip sutra putih disampingnya untuk para tamu pria dan gaun malam berwarna gelap untuk wanita pasangannya lengkap dengan sarung tangannya yang membungkus tangan-tangan mereka hingga sebatas lengannya. Aku sendiri setengah mati menyiapkan ini semua.

Sebagai perempuan kelahiran desa Gempol, Wonosari, pesta macam begini baru sekali kami alami, dan maknanya sangat luar biasa bagi kami. Kami, suamiku dan aku, mempersiapkan diri lebih dari satu bulan dengan entah menghabiskan berapa juta rupiah untuk busana yang mungkin baru sepuluh tahun lagi kami pakai kembali. Tetapi aku sendiri berbahagia dengan kesempatan ini.

Aku mendatangi Harry Darsono, desainer top kita itu, untuk konsultasi sekaligus memesan busana yang sesuai dengan aku. Kemudian pada jatuh harinya, seharian ini aku berkutat di rumah fashionnya untuk menyetel semuanya termasuk melatih aku bagaimana mesti membawakan diri dengan busana macam ini. Aku memakai gaun terusan yang berhenti di dadaku untuk digantungkan dengan tali lembut ke bahuku. Dengan kain sutra yang khusus di datangan dari Amerika, begitu kata Harry, gaun malamku ini dia kerjakan siang malam selama lebih dari 2 minggu. Hasilnya sangat memuaskan aku. Saat aku keluar hendak pulang mereka bilang tampilanku sangat cantik mempesona seperti Cinderella atau Boneka Barby yang seksi itu. Aku tidak tahu persis, adakah Harry Darsono dan teman-temannya tahu bahwa aku berasal dari desa Gempol, Wonosari.

Kini aku dengan busana malamku, parfum L’Ivonne-ku serta beberapa bentuk gelang berlian ditangan kanan dan kiriku dengan penuh percaya diri menggandeng tangan suamiku bak pengantin agung memasuki ruangan pesta yang sangat mewah ini. Aku merasa seolah-olah semua nafas terhenti dan semua mata menyaksikan kehadiran kami, tentunya karena adanya aku yang dibilang mirip Cinderella dan Boneka Barbie tadi. Ada sih, yang nampak acuh saja saat aku melewati mereka, ah, biarlah, mungkin mereka tahu bahwa aku hanya berasal dari desa Gempol, Wonosari.

Suamiku memperhatikan tulisan nama-nama di meja. Panitia pesta telah menyusun secara protokoler siapa duduk di mana. Sebagai top eksekutif perusahan suamiku membawa aku untuk menempati kursi dekat dengan kursi boss dan nyonya. Disamping kanan kiri kami kubaca nama-nama para tokoh-tokoh masyarakat baik pengusaha, celebriti ataupun pejabat dan politisi negeri tercinta ini. Beberapa tamu yang telah hadir terlebih dahulu memberikan hormat pada suamiku dan kemudian meraih dan mencium tanganku sebagaimana layaknya menghadapi seorang putri terhormat macam Cinderella itu. Pasti mereka termasuk yang tidak tahu bahwa aku berasal dari desa Gempol, Wonosari. Aku merasa sangat tersanjung. Aku lihat mata mereka yang tidak berkedip memperhatikan aku sekaligus melupakan bahwa disebelah kiri mereka ada istrinya yang mestinya tidak kalah cantik denganku. Dan kulihat betapa para istri-istri itu sedemikian cemburu, bahkan ada yang terang-terangan mencibirkan bibirnya, mungkin mereka itu tahu persis bahwa aku asli berasal dari Gempol.

Suamiku menarik kursi berukir keemasan untukku, baru kali ini dia lakukan selama lebih dari 10 tahun kami menikah, kemudian dengan usaha keras agar nampak anggun seanggun-anggunnya, aku menempatkan pantatku untuk duduk. Tiba-tiba aku ingat telepon genggam atau HP-ku yang baru kubeli terlupa ketinggalan di laci mobil, aku harus mengambilnya karena aku sudah janji kepada Ratmi teman sedesaku yang kini buka salon dekat rumahku di RW 07 kampung Warakas, Tanjung Priok. Dengan HP-ku yang mutakhir itu aku bisa mengabadikan dalam foto-foto seluruh kejadian pada pesta mewah ini, sehingga aku tak usah banyak cerita padanya. Aku bisikkan kepada Mas Karsiman, suamiku, tentang HP-ku yang ketinggalan di mobil itu. Dengan tanpa mengindahkan tata krama bagaimana seharusnya melayani istri anggunnya dia ngomel padaku, dimana sih ingatan kamu, begitu saja kok lupa, dasar “cah ndeso”, katanya. Dia rogoh celananya dan lemparkan kunci mobilnya ke aku. Kuakui bahwa dari sekian banyak orang di ruangan ball room itu, hanya Mas Karsiman-lah orang yang paling tahu bahwa aku benar-benar dari desa Gempol, Wonosari.

Aku beranjak dari kursiku dan bergegas ke mobil di halaman parkir. Saat aku turun dari teras sambil sedikit mengangkat gaun malamku agar tidak nyerimpet kakiku seorang petugas parkir yang berkumis melintang dan memakai seragamnya yang gagah membungkuk dalam-dalam penuh hormat, meraih tanganku dan menciumnya kemudian dia menanyakan apakah aku perlu bantuan. Sikap penuh hormatnya yang hebat itu membuat aku sangat tersanjung, dan bak seorang nyonya yang super penting aku minta dia untuk mendampingi aku menuju ke mobil. Beda dengan suamiku, aku pastikan dialah orangnya yang paling sama sekali tidak tahu bahwa aku berasal dari desa Gempol, Wonosari. Dia bantu aku mengangkat gaun malamku agar tidak nyerimpet kakiku. Dan dia mengangkat benar-benar tinggi hingga jauh dari kakiku, bahkan hampir setengah pahaku. Wah, aku kembali lebih tersanjung oleh penghormatannya. Apalagi setelah kuamati petugas parkir itu ternyata ganteng banget, jauh lebih ganteng dari pada suamiku. Terlintas pada pikiranku kalau petugas parkir ini lebih cocok sebagai pendampingku, sementara Mas Karsiman akan lebih cocok menggantikannya sebagai petugas parkir.

Sampai di lapangan parkir aku lihat mobilku yang menghadap ke jalan sudah dipepet berdesak oleh mobil lain, tetapi untung di sebelah pintu yang aku akan buka masih ada ruang untuk daun pintu mobilku. Petugas yang baik dan penuh hormat itu dengan sabar menantikan aku membuka pintu mobil dengan terus mengangkat gaun malamku sebagaimana permintaanku tadi. Sesudah mencoba beberapa mata kunci, akhirnya pintu mobilku terbuka. Aku buka lebar-lebar pintunya dan langsung merunduk nungging mencari HP-ku yang ketinggalan. Aku meraba-raba jok kursi depan dan jok kursi belakang, kemudian membukai laci-laci tetapi tak kunjung kutemukan HP-ku itu. Sementara itu petugas parkir yang ganteng tadi mulai mencium bokongku. Uh, rasanya ketersanjunganku makin sangat tak tehingga, kalau orang-orang cukup mencium tanganku sebagai tanda hormatnya, petugas parkir ini lebih-lebih lagi dengan mau mencium bokongku.

Keyakinanku bahwa dia benar-benar tidak mengetahui asal-usulku yang dari desa Gempol, Wonosari jadi ber-lipat-lipat. Apalagi saat menciumi bokongku juga diikuti semakin meninggikan ngangkat gaun malamku agar nantinya tidak menyandung kakiku. Sedemikian tingginya dia mengangkat gaunku hingga kurasakan betapa kumisnya yang melintang itu langsung membuat aku merinding saat menyentuh pori-pori bokongku. Ketika tangan-tanganku tak juga menemukan HP-ku dalam mobil itu aku mencoba bertahan untuk tetap nungging beberapa saat lagi guna memberi kesempatan lebih lama kepada petugas parkir itu menyampaikan hormatnya padaku.

Kemudian saat ciumannya juga dia tambahkan dengan kecupan bibirnya dan jilatan lidahnya aku langsung ingat akan kebiasaan suamiku yang selalu mengawali godaannya padaku dengan ciuman di bokongku, kemudian mengecup dan menjilatinya sebagaimana yang kini dilakukan petugas parkir ini. Yang selanjutnya aku sangat ingin tahu adalah, apakah dia juga akan melepasi celana panjangnya dan menempelkan tongkat panjangnya untuk di usel-uselkan kebokongku sebagaimana yang juga diperbuat suamiku. Aku perlu menunggu beberapa saat hingga ternyata dia benar-benar melakukan persis seperti yang biasa dilakukan suamiku itu. Ah, bukan main petugas parkir ini, dia betul-betul mengetahui dengan persis kebiasaan suamiku.

Dan ketika dia kemudian bangkit mencopoti celana dalamku dan melemparkannya ke jok mobilku kemudian dengan penuh emosi merangkul tubuhku serta kedua tangannya meraih susu-susuku dan meremas-remasinya, sementara tongkatnya yang hangat, gede dan panjang itu disodok-sodokan ke daerah yang sangat rahasia milikku, aku betul-betul merasa sedang menghadapi suamiku. Tetapi kali ini ada yang beda, petugas parkir ini memberikan kenikmatan 73 kali lipat dari kenikmatan yang bisa diberikan suamiku. Aku katakan 73 karena yang dia tuju (tujuh) ada 3, pertama adalah nonokku yang merupakan milikku yang paling rahasia yang selama ini hanya suamiku yang berhak mengambilnya, kedua adalah buah dadaku sangat menampakkan pesona dan nikmat sensual dan yang ketiga.., apa, ya..? Tiba-tiba aku terlupa karena aku rasakan sodokan di bawah sana menghunjam-hunjam demikian hebatnya hingga nikmatnya membuat aku lupa segala-galanya.

Sodokan tongkat panas dan panjang petugas parkir itu demikian dalam menembusi nonokku hingga menyentuh dinding rahimku. Sementara dinding-dinding nonokku yang dipenuhi saraf-saraf peka terus melumat dan meremas-remas batang bulat gede itu karena kegatalan. Ketika lumatan dan remasan dinding peka itu belum juga mengurangi kegatalanku, aku terpaksa membantunya dengan menggoyang-goyangkan ke kanan dan ke kiri serta memaju dan mundurkan pantat serta pinggulku hingga seluruh badan mobilku pun ikut bergoyang-goyang. Pada saat seperti ini biasanya suamiku minta supaya aku berpura-pura ditimpa nikmat yang tak terhingga, dia minta supaya aku mendesah dan merintih bahkan kalau perlu berteriak seakan aku menanggung derita yang tak terperikan. Tetapi saat ini petugas parkir itu benar-benar sedang memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku, dan aku sungguh-sungguh ditimpa derita nikmat yang tak terperikan, sehingga tanpa dia minta kini aku benar-benar mengeluarkan desahan, rintihan dan teriakan-teriakan demikian hebat yang bahkan tak bisa kukendalikan lagi.

Dan ketika tongkatnya terasa makin legit dan sesak keluar masuk dalam nonokku, aku tahu bahwa sebentar lagi dia akan mempersembahkan kenikmatan yang tak terperi padaku. Aku sendiri sudah harus bergegas menerima puncak-puncak derita hasil perbuatannya. Dan saat aku merasakan adanya semprotan cairan yang sangat kuat dan panas dalam nonokku, puncak nikmatkupun muncrat hadir menyertainya. Pada saat itu aku tak lagi ingat macam bagaiman kegaduhan yang terjadi dalam mobil yang juga ikut terguncang-guncang ini. Yang kuingat hanyalah aku ter-rebah nungging dan tengkurap ke jok mobil dan petugas parkir itu melepas batang panasnya dari lubang kemaluanku. Kemudian aku terlena sesaat.

Aku baru sadar saat musik Polonaise dari ruang ball room terdengar bergema. Aku segera bangkit karena pasti Mas Karsiman, suamiku telah menunggu aku. Aku menjambret kertas tissue yang selalu ada di mobilku untuk membersihkan cairan dan lendir kental yang meleleh di seputar vagina dan pahaku. Aku cari petugas parkir itu, rupanya dia telah meninggalkan aku. Mungkin karena aku lupa tidak memberikan tugas untuk membimbingku dari mobil menuju gedung ball room itu. Dan aku bergegas kembali untuk suamiku yang pasti sudah gelisah menunggu. Sebelum aku menemuinya aku mampir terlebih dahulu ke toilet ball room untuk membetulkan busana malamku dan sedikit riasan wajahku. Saat akhirnya suamiku menggandeng aku untuk melakukan ritual Polanaise dalam pesta perak bossnya, aku merasakan ada yabg bergetar dalam BH-ku. Ya, ampun, rupanya aku lupa kalau HP-ku telah kuselipkan ke dadaku menjelang berangkat dari rumah itu. Aku menerima SMS dari Ratmi agar aku tidak lupa membuat dokumentasi foto pesta hebat ini.

Malam itu saat pesta usai aku digandeng kembali oleh suamiku keluar dari ball room menuju tempat mobil kami. Aku tengak-tengok kesana kemari mencari petugas parkir yang ramah itu tetapi tak kulihat batang hidungnya. Mungkin dia sedang sibuk mengatur keluar masuk mobil lainnya di tempat lain. Aku sampai di rumah sekitar pukul 11 malam. Kulihat Ratmi dan pelayan rumahku masih melek menungguku. Sebagai putri yang seanggun Cinderella aku merasa tidak harus menegur mereka. Aku langsung masuk ke kamar untuk membuka busana jutaan rupiahku ini. Rumah kontrakan yang sempit di Tanjung Priok ini membuatku sangat kegerahan. Saat aku melepaskan gelang berlianku dari tangan kanan dan kiriku aku merasa ada yang kurang. Satu bentuk gelang berlianku telah hilang dari tanganku. Aku jadi ingat tuju(tujuh)-an yang ke tiga, rupanya petugas parkir itu telah menjambret gelang berlianku yang kubeli seharga 5 juta rupiah dari uang arisanku itu. Seketika pandanganku gelap, aku limbung terkulai dan jatuh ke lantai.

Aku sudah tergeletak di tempat tidur saat terbangun. Kulihat Ratmi sedang mengipasi aku dengan kertas bungkus dagangannya. Pelayanku sedang memijiti kakiku, dan suamiku di sana sedang terduduk lesu. Di genggaman tangannya kulihat celana dalamku yang nampak basah lembab yang dia ketemukan di jok mobilku. Dia menasehatiku dengan matanya yang penuh rasa kasihan agar kalau aku pergi-pergi jangan meninggalkan celana dalam di mobil, hingga menyebabkan aku kini masuk angin. Kemudian dia menyuruh pelayanku mengambil minyak goreng untuk mengerok punggungku.

Malam itu aku tertidur dengan sangat nyenyak. Masa bodo dengan gelang berlian, masa bodo dengan busana Harry Darsono, masa bodo dengan Polonaise dan Nana Marina-nya. Rasanya sawah di Gempol, Wonosari jauh lebih indah dari semuanya ini. Dan pelukan Mas Karsiman terasa jauh lebih nikmat daripada jambretan tangan petugas parkir itu.